Weekly post

  • Hasil gambar untuk Keamanan Sistem



    Contoh Kasus:

    Pencurian dan penggunaan account internet milik orang lain.
    Pencurian account ini berbeda dengan pencurian secara fisik karena pencurian dilakukan cukup dengan menangkap “user_id” dan “password” saja. Tujuan dari pencurian itu hanya untuk  mencuri informasi saja. Pihak yang kecurian tidak akan merasakan kehilangan. Namun, efeknya akan terasa jika informasi tersebut digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut akan membuat semua beban biaya penggunaan account  oleh si pencuri dibebankan kepada si pemilik account yang sebenarnya. Kasus ini banyak terjadi di ISP (Internet Service Provider). Kasus yang pernah diangkat adalah penggunaan account curian yang dilakukan oleh dua Warnet di Bandung.
    Kasus lainnya:  Dunia perbankan dalam negeri juga digegerkan dengan ulah Steven Haryanto, yang membuat situs asli tetapi palsu layanan perbankan lewat Internet BCA. Lewat situs-situs “Aspal”, jika nasabah salah mengetik situs asli dan masuk ke situs-situs tersebut, identitas pengguna (user ID) dan nomor identifikasi personal (PIN) dapat ditangkap. Tercatat 130 nasabah tercuri data-datanya, namun menurut pengakuan Steven pada situs Master Web Indonesia, tujuannya membuat situs plesetan adalah agar publik memberi perhatian pada kesalahan pengetikan alamat situs, bukan mengeruk keuntungan.
    Persoalan tidak berhenti di situ. Pasalnya, banyak nasabah BCA yang merasa kehilangan uangnya untuk transaksi yang tidak dilakukan. Ditengarai, para nasabah itu kebobolan karena menggunakan fasilitas Internet banking lewat situs atau alamat lain yang membuka link ke Klik BCA, sehingga memungkinkan user ID dan PIN pengguna diketahui. Namun ada juga modus lainnya, seperti tipuan nasabah telah memenangkan undian dan harus mentransfer sejumlah dana lewat Internet dengan cara yang telah ditentukan penipu ataupun saat kartu ATM masih di dalam mesin tiba-tiba ada orang lain menekan tombol yang ternyata mendaftarkan nasabah ikut fasilitas Internet banking, sehingga user ID dan password diketahui orang tersebut.
    Modus kejahatan ini adalah penyalahgunaan user_ID dan password oleh seorang yang tidak punya hak. Motif kegiatan dari kasus ini termasuk ke dalam cybercrime sebagai kejahatan “abu-abu”. Kasus cybercrime ini merupakan jenis cybercrime uncauthorized access dan hacking-cracking. Sasaran dari kasus ini termasuk ke dalam jeniscybercrime menyerang hak milik (against property). Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah cybercrime menyerang pribadi (against person).


    Penyerangan terhadap jaringan internet KPU
    Jaringan internet di Pusat Tabulasi Nasional Komisi Pemilihan Umum  sempat down(terganggu) beberapa kali. KPU menggandeng kepolisian untuk mengatasi hal tersebut. “Cybercrime kepolisian juga sudah membantu. Domain kerjasamanya antara KPU dengan kepolisian”, kata Ketua Tim Teknologi Informasi KPU, Husni Fahmi di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng , Jakarta Pusat (15 April 2009).
    Menurut Husni, tim kepolisian pun sudah mendatangi Pusat Tabulasi Nasional KPU di Hotel Brobudur di Hotel Brobudur, Jakarta Pusat. Mereka akan mengusut adanya dugaan kriminal dalam kasus kejahatan dunia maya dengan cara meretas. “Kamu sudah melaporkan semuanya ke KPU. Cybercrime sudah datang,” ujarnya. Sebelumnya, Husni menyebut sejak tiga hari dibuka, Pusat Tabulasi berkali-kali diserang oleh  peretas.” Sejak hari lalu dimulainya perhitungan tabulasi, samapai hari ini kalau dihitung-hitung, sudah lebuh dari 20 serangan”, kata Husni, Minggu(12/4).
    Seluruh penyerang itu sekarang, kata Husni, sudah diblokir alamat IP-nya oleh PT. Telkom. Tim TI KPU bias mengatasi serangan karena belajar dari pengalamn 2004 lalu. “Memang sempat ada yang ingin mengubah tampilan halaman tabulasi nasional hasil pemungutan suara milik KPU. Tetapi segera kami antisipasi.”

    Kasus Penggelapan uang
    Pada tahun 1982 telah terjadi penggelapan uang di bank melalui komputer sebagaimana diberitakan “Suara Pembaharuan” edisi 10 Januari 1991 tentang dua orang mahasiswa yang membobol uang dari sebuah bank swasta di Jakarta sebanyak Rp. 372.100.000,00 dengan menggunakan sarana komputer. Perkembangan lebih lanjut dari teknologi komputer adalah berupa computer network yang kemudian melahirkan suatu ruang komunikasi dan informasi global yang dikenal dengan internet.
    Pada kasus tersebut, kasus ini modusnya adalah murni criminal, kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan. Penyelesaiannya, karena kejahatan ini termasuk penggelapan uang pada bank dengan menggunaka komputer sebagai alat melakukan kejahatan. Sesuai dengan undang-undang yang ada di Indonesia maka, orang tersebut diancam dengan pasal 362 KUHP atau Pasal 378 KUHP, tergantung dari modus perbuatan yang dilakukannya.


    Jenis-jenis Ancaman Komputer

    • Virus.
    • Email Virus.
    • Internet Worms.
    • Spam.
    • Trojan Horse.
    • Spyware.
    • Serangan Brute-force.

    Jenis-jenis ancaman Keamanan

    Intelligence services
    Dianggap oleh panduan ini sebagai musuh yang paling cakap. Layanan intelijen (intelligence service) dan aktor negara lainnya dapat membawa sumber daya yang luar biasa untuk menghasilkan target. Mereka memiliki kemampuan di luar kemampuan aktor lainnya. Sangat sulit untuk mempertahankan diri terhadap aktor-aktor ini tanpa kontrol yang sangat ketat, baik manusia maupun teknis.
    Kejahatan terorganisir serius
    Kelompok penyerang yang sangat mampu dan digerakkan secara finansial. Mampu mendanai pengembangan eksploitasi in house dan target penelitian. Dalam beberapa tahun terakhir, bangkitnya organisasi seperti Russian Business Network, sebuah perusahaan cyber-criminal masif, telah menunjukkan bagaimana serangan maya telah menjadi komoditas. Spionase industri berada di dalam kelompok kejahatan terorganisasi serius.
    Kelompok yang sangat mampu
    Ini mengacu pada jenis organisasi 'Hacktivist' yang biasanya tidak didanai secara komersial namun dapat menimbulkan ancaman serius bagi penyedia layanan dan operator awan.
    Individu termotivasi
    Bertindak sendiri, penyerang ini datang dalam banyak samaran, seperti karyawan nakal atau jahat, pelanggan yang tidak puas, atau spionase industri skala kecil.
    Script kiddies
    Pemindaian/eksploitasi kerentanan otomatis. Serangan yang tidak ditargetkan. Seringkali hanya gangguan, kompromi oleh salah satu aktor ini menghadirkan risiko besar bagi reputasi sebuah organisasi.

    0 comments

  • Copyright © - Nisekoi - All Right Reserved

    Fahri Ranendra Blog Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan